Ratusan Personel TNI di Lombok Dipindah ke Palu

Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan personel TNI dipindahtugaskan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Palu, Sulawesi Tengah untuk membantu proses tanggap darurat di bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut.


Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) Lombok Mayjen Madsuni menyatakan TNI telah menggeser sebanyak 220 personel TNI dari Lombok menuju Palu dan Donggala.

"Mereka dialihtugaskan untuk membantu percepatan proses pembersihan dampak dari bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah," kata Madsuni dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com pada Senin (8/10).

Di Lombok, TNI telah mengerahkan sekitar 3.000 prajurit dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi di NTB.
Lihat juga: Tim Evakuasi Gempa Temukan Belasan Mayat di Gundukan Tanah
Madsuni menyebut selain mengerahkan personel, TNI juga mengirimkan bantuan berupa puluhan pakaian layak pakai dan perlengkapan tandon air ke Palu dan Donggala.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan pihaknya turut membawa berbagai jenis alat berat untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi di Palu dan Donggala.

Alat berat itu diantaranya 1 unit dozer D 65 25 ton, 1 dozer D 53, 1 exavator Pc 200, 1 exavator Pc 130, 2 truk NPS, 1 mobil Triton, 1 truk tangki pengangkut air dan 4 motor KLX dinas.

"Khusus untuk bantuan pakaian layak pakai dan tandon air yang masih ada digudang, kami alihkan ke Kota Palu dan Kabupaten Donggala yang lebih membutuhkan," kata dia.

Ratusan pasukan dan berbagai bantuan itu telah diberangkatkan melalui jalur laut dari Lombok ke Palu dan Donggala menggunakan KRI Teluk Lampung-540 dan Teluk Cirebon-543.
Ratusan Personel TNI di Lombok Dipindah ke PaluTNI dan Polri mengevakuasi mayat korban gempa Palu. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Prajurit TNI yang dialihtugaskan, terdiri dari 200 personel Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandra Guna, 13 personel Batalyon Zeni Konstruksi 13/Karya Etmaka, lima personel Korps Zeni Pasukan Marinir-1 dan dua personel Batalyon Pembekalan dan Angkutan 1/Tri Bhakti Yudha Kostrad.

"Untuk pembersihan di Lombok sudah hampir selesai dan saat ini sebagian pasukan diperbantukan ke Sulawesi Tengah untuk memperkuat pasukan yang ada di sana," kata dia.

Kapal Spica
TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan kapal berteknologi canggih, KRI Spica (934) untuk melakukan kegiatan survei tanggap darurat di wilayah perairan Palu dan sekitarnya usai gempa dan tsunami, Jumat (28/9).

Komandan KRI Spica, Letkol Laut (P) Hengky Iriawan mengatakan survei itu dilakukukan untuk menganalisis dan memetakan kembali jalur pelayaran bagi kapal sipil dan militer yang akan mengirimkan bantuan ke Palu, Donggala dan sekitarnya.

"Dengan hadirnya KRI ini akan mampu membantu kelancaran arus bantuan personil, logistik dan obat-obatan melalui laut untuk memulihkan daerah Palu dan sekitarnya," kata Hengky dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (8/10).

KRI Spica menjadi bagian dalam tim Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) yang bertugas untuk menyediakan data pendukung keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.

Kapal ini sengaja diterjunkan untuk memberikan gambaran terkait patahan dan pergeseran permukaan lempeng bumi yang menyebabkan gempa serta tsunami di perairan Palu.

Hengky menyatakan data itu berguna untuk membantu mengatasi masalah dan memberikan keamanan bagi penyaluran bantuan melalui jalur laut ke wilayah Palu.

"Selanjutnya data tersebut akan diolah lebih detail guna memperbaharui peta alur laut perairan dan peta mitigasi bencana alam di Palu dan sekitarnya" kata Hengky.

Kapal buatan Perancis itu memiliki fitur dan perlengkapan canggih untuk menjalankan misi di bidang oseanografi.

Kapal yang dioperasikan tahun 2015 itu dibekali dengan peralatan survey Hidro-Oseanografi Multibeam Echosounder EM302. Peralatan itu berguna untuk menyediakan data bathimetri untuk laut dalam (hingga 7000 meter) secara cepat.

Tak hanya itu, peralatan itu juga mampu menggambarkan bentuk dasar laut di suatu perairan dalam bentuk 3 dimensi (3D).

KRI Spica juga turut dibekali peralatan robot berjalan bawah air atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tipe Kongsberg Maritime's Hugin 1000.

Perangkat ini sanggup mengemban misi survei dan analisis bawah air hingga kedalaman 1.000 meter.

Baca sumber

0 comments